Dari Temajuk ke Tanjung Datuk, tak banyak yang tahu
dimana letaknya, tak banyak yang rela jika mendengar kisahnya kecuali bukan
Warga Negara Indonesia (WNI). Sebuah tanjung yang berada tepat di ujung negeri,
yang dimiliki oleh dua negara serumpun yang saling tegang dalam diam. Jika diperhatikan
utuh dari sebuah pulau terbesar di Indonesia, tanjung ini merupakan bagian Ekor
Kalimantan, Indonesia atau Ekor Borneo, Malaysia. Letak Tanjung Datuk sebagai
garda terdepan NKRI sama sekali belum menunjukkan posisinya sebagai terdepan,
malah bagi saya waktu mengunjungi itu kondisinya bagai garda terbelakang.
Selain pembangunan yang baru diperhatikan dan dilakukan pada tahun 2000 an,
penjagaannya tidak menunjukkan itu daerah perbatasan negara yang sedang dijaga.
Tetap berpikir positif bahwa daerah itu aman dalam benak saat kesana.
Untuk kesana kita bisa melalui dua negara, akses
terbuka bebas dari Indonesia maupun Malaysia. Karena belum memiliki paspor dan
visa, waktu itu 21 Mei - 7 Juni 2015 saya kesana melalui negara kelahiran saya
Indonesia. Starting dari Pontianak menuju Sambas selama 4 jam dengan taxi malam
atau jika dengan kendaraan sepeda motor serta bus dapat memakan waktu selama
5-6 jam. Kemudian berlanjut menuju ibu kota Kecamatan Paloh 2-3 jam dengan
sekali penyeberangan di Tanjung Harapan – Teluk Kalong. Kecamatan Paloh
merupakan salah satu kecamatan dengan pantai peneluran penyu terpanjang di
Indonesia. Dengan delapan desa yang dimiliki, Paloh dengan maskot kebanggannya
penyu memiliki sebuah desa wisata batas negeri yaitu Desa Temajuk yang akan
didatangi untuk ke Tanjung Datuk. Dari Desa Sebubus yang menjadi pusat
Kecamatan Paloh, perjalanan berlanjut menuju Temajuk dengan melewati satu kali
lagi penyeberangan di Ceremai kemudian terus ke Temajuk selama 2 jam perjalanan
dengan kendaraan bermotor. Tak ada angkutan umum untuk kesana, solusinya adalah
dengan ojek atau sewa motor. Seharian perjalanan setibanya di Desa Temajuk Tugu
Garuda akan menyambut kedatangan. Sekalipun Burung Lambang Negara ini
membelakangi saat pertama datang, perjalanan pulang Sang Garuda akan memberikan
tanda bahwa kita berada di Republik Indonesia.
Temajuk, berdasarkan cerita penduduk setempat yang
saya dapatkan bermakna singkatan dari Tempat Masuk Jalur Komunis. Dibuka oleh
penduduk di tahun 1982 oleh 10 Warga Negara Indonesia yang ada di Kabupaten
Sambas, kemudian masuk lagi 100 KK ditahun 1984. Berawal dari perkampungan
kecil hingga sampai saat ini Temajuk berjumlah 2000 jiwa menurut keterangan Pak
Asman Lestari PJ Kepala Desa Temajuk. Saat 2012 saya juga pernah ke Desa
Temajuk namun hanya sampai di Teluk Atong, selang tiga tahun 2015 ini
berkesempatan mendatangi kembali desa ini sangat berkembang dengan pesat. Akses
jalan yang sudah dibuka dan dapat dilewati walaupun sebagian besar masih jalan
pengerasan namun dirasa memberikan kemudahan yang sangat berarti serhingga
kehidupan perekonomian di desa batas negeri ini menjadi pesat berkembang. Masyarakat
di Desa Temajuk memang sudah sepakat untuk menjadikan desanya sebagai desa
wisata untuk mengembangkan tempat terpencil ini agar tak kalah saing dengan
desa-desa lainnya di Indonesia dari segi pembangunan. Dengan berpandangan
semakin sering orang berkunjung ke Temajuk maka akan semakin cepat
pembangunannya. Selain itu isu-isu perbatasan seperti tapal batas di Camar
Bulan yang bergeser beberapa waktu lalu juga menjadi faktor pendukung
percepatan pembangunan infrastruktur di desa ini. Sekalipun sering dikunjungi
yang setiap minggu ada pengunjung Desa Temajuk masih sama dengan desa lain yang
pernah saya kunjungi, kehidupan sosial masyarakat masih kental seperti gotong
royog yang mereka lakukan saat momen Festival Pesisir Paloh (FESPA) yang
menjadikan Temajuk tuan rumah kedua kalinya.
Temajuk sama halnya sebuah kota kecil bagi saya, desa
ini memiliki tata desa yang baik. Pertama masuk Dusun Camar Bulan yang
menyambut setelah jalan pengerasan, jalan aspal goreng lebar 3 meter menyambut
seperti karpet merah yang membentang di kedatangan. Kemudian terdapat
persimpangan tiga dengan Tugu Kelurga Berencana menyambut, jika kekanan jalan mengarah
ke Teluk Atong dan jika lurus maka kita akan masuk ke pusat Desa Temajuk.
Pertama saya lurus, dapat lagi simpang tiga di tengah pasar Temajuk yang
ditandai dengan Tugu berwarna Merah Putih. Berjejer ruko dikiri dan kanan
tempat warung kopi dan dagangan sembako. Jika belok kekiri jalan mengarahkan ke
Pusat Pemerintahan Desa dimana terdapat Sekolah Dasar dan tepat di tikungan
kekanan yang mengarah ke Teluk Atong Kantor Desa, Gedung Serbaguna, Puskesdes
dan Polindes berjejer untuk memudahkan masyarakat berurusan kesehatan dan
hal-hal terkait kependudukan di Desa Temajuk. Jika lurus dermaga Camar Bulan
mengantarkan ke laut lepas namun sebelumnya Pos Subsektor Polisi, Gedung PAUD dan Perpustakaan Desa berjejer rapi dijalan ini barulah kemudian dermaga menyambut.
Disini tempat santai yang enak karena posisi sunset dapat dinikmati dengan
jelas. Kembali ke Tugu Merah Putih tadi, jika lurus akan ada tikungan kembali
yang jalannya mengarah ke jalan menuju Teluk Atong di persimpangan pertama
masuk (Simpang KB). Jalan disini tembus menembus yang endingnya adalah ujung
desa di Teluk Atong dan Tanjung Datuk serta Teluk Melano, Malaysia.
Teluk Atong adalah tempat penginapan dan villa untuk
pengunjung wisata bermalam membuang penat perjalanan sembari menikmati desa batas
negeri. Lain halnya ke Teluk Atong jalan darat dapat ditempuh yang menjadi
penghubung antar dusun di Desa Temajuk dan ke Teluk Melano yang sudah masuk
Malaysia. Untuk ke Tanjung Datuk juga bisa namun melewati perbukitan dan lewat
jalur laut dengan penyewaan motor air nelayan ditemani local guide dari penduduk desa setempat. Khususnya untuk turis
asing perlu melapor dulu ke Pos Libas lain halnya wisatawan lokal. Jika sudah
ke Teluk Atong, sayang rasanya tak mengunjungi Tanjung Datuk yang merupakan
Ekor Kalimantan, hanya perlu waktu 30 menit berlayar. Kata penduduk setempat
jika sudah ke Desa Temajuk namun belum ke Tanjung Datuk berarti belum sempurna
perjalanan wisatanya. Beruntungnya saya dapat menjejakkan kaki di Tanjung
Datuk.
1 Komentar
Festival Pesisir Paloh 2018 dibuka oleh ibu Susi Menteri Kelautan.
Balashttps://posmusica.wordpress.com/2018/09/26/festival-pesisir-paloh-2018/