Lemukan merupakan objek wisata alam
yang sangat diminati dibanding dengan teman sejawatnya yang ada di gugusan
Sungai Raya Kepulauan. Hal ini dikarenakan biaya untuk menjangkau pulau ini
masih tergolong hemat bagi dompet dan sudah banyak dikenal dibanding Pulau Kabung, Pulau Penata Kecil, Pulau Penata Besar,
Pulau Seluas, Pulau Semesak, Pulau Tempurung dan Pulau Kera. Sekalipun
masih kalah pamor dibanding pulau elit Randayan, Pulau Lemukutan memiliki alam yang tak kalah indah. Suasana keramahan penduduk yang sudah sangat welcome dengan pengunjung, akses yang
mudah dijangkau dan banyak paket wisata yang memberikan pelayanan liburan ke
Pulau Lemukutan. Namun siapa sangka dibalik keindahan pulau yang berbentuk
seperti kacamata dari foto udara ini banyak hal yang luput dari perhatian dan
postingan.
- Terumbu Karang Lemukutan Rusak Parah. Tidak semua, tapi sebagian besar IYA. Tak tahu pasti apa penyebab kondisi terumbu karang ini menjadi hancur lebur, beruntungnya air laut disekeliling pulau Lemukutan masih bersih dan masih ada beberapa ikan yang menghuni terumbu karang rusak ini. Jika tidak cepat diatasi kerusakan bisa sangat lama untuk dipulihkan oleh alam.
- Laut Jadi Tong Sampah. Tidak menyalahkan pengunjung yang masih membuang sampah sembarangan, tidak pula menyalahkan penduduk penghuni Pulau Lemukutan. Kita selaku manusia salah, sekalipun pembaca tidak membuang sampah sembarangan, pembaca juga harus bisa mengajak/mengingatkan/menegur/melarang/memarahi jika melihat manusia masih membuang sampah sembarangan.
- Fasilitas Umum Tak Mendukung. Untuk menuju Pulau Lemukutan dimulai dari Teluk Suak, banyaknya pengunjung untuk berwisata tak banyak perubahan fasilitas pendukung di Teluk Suak.
- Jalan dengan tanah merah yang masih becek dikala diguyur hujan
- WC umum yang tak terurus, pintu rusak, air kosong membuat kotoran manusia mengotori WC yang posisinya disebelah kanan jalan menuju
- Dermaga kurang panjang. Jika akan berangkat dari dermaga ini di pagi hari kapal kelotok akan mengalami masalah kandas di lumpur karena ujung dermaga yang masih kurang menjorok ke laut. Jika kurang beruntung masalah ini memakan waktu setengah jam untuk dapat memulai pelayaran ke Pulau Lemukutan.
Jadi berwisatalah dengan konsep peduli
lingkungan. Mulai saja dengan hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah
sembarangan, saat snorkelling tidak menginjak terumbu karang dan gunakan
pemandu wisata yang peduli lingkungan agar biaya yang keluar tidak hanya untuk liburan
tapi juga untuk kegiatan konservasi.
0 Komentar