Sendirian, Kemalaman, Untung Tak Beralas Koran


Pengalaman jalan sendirian, kemalaman, hingga mengharuskan menginap belum tentu semua pernah merasa. Apalagi bayi yang masih selalu ditemani ibu atau ayahnya. Ini pengalaman yang sudah biasa saya alami. Menginap dirumah senior, teman, saudara, dan sudah biasa juga bagi pembaca. Namun mulai dari dulunya saya pernah menginap di bengkel Simpang Dua Ketapang, sekarang dapat pengalaman luar biasa lagi yaitu menginap di kaki lima pasar sayur di persimpangan empat menuju pasar Sekura, Jawai, Paloh, dan Pasar Sekura di Sambas. Wowlah ekspresinya.

Perjalanan dimulai dari Pontianak -Singkawang selama 4 jam dengan taxi yang berjalanan perlahan karena lalu lintas masih kategori padat versi supir. Saya juga menyaksikan sendiri tapi sebenarnya itu tidak juga, karena jarum spidometer mobil itu saya lihat hanya rata-rata mengarah ke angka 60. 18.30 WIB tiba di Singkawang bertemu teman pria karena sudah janjian untuk makan di Pasar Hongkong, siapa sangka di pertemuan itu ada orang ketiga. Teman juga sekampung namun terpisah oleh batas kabupaten. Ia juga pria, saya sangat menegaskan itu pria agar pacar saya tidak cemburu. Maklum saya hanya mampu pacaran saat ini yang sedang berjuang menghalalkan.

Kenyang, lanjut. 20.00 WIB berangkat menuju Sebubus, salah satu desa di Kecamatan Paloh yang jika anda kesana akan sakit pinggang karena jalan kategori jelek bagi saya untuk ukuran NKRI yang sudah lebih setengah abad merdeka. Kita belum sampai pada isi cerita, sengaja saya ulur karena hingga saat menulis tulisan ini juga belum sampai di Sebubus yang menjadi tujuan.

Ditengah gelapnya malam perjalanan, karena jika terang maka itu siang hari, mendadak motor mati. Padahal saya hanya berhenti untuk buang air kecil dan itu juga hanya berjarak 1 meter dari motor. Saya berjuang menghidupkan padahal saya tahu bahwa ciptaan manusia hanya barang mati dan itu sangat mustahil.

10 menit berlalu tak kunjung nyala mesinnya, ada 2 motor dan 1 mobil berlalu. Mereka tak menyapa saya untuk membantu, padahal saya sudah memberikan mereka peluang untuk membantu sesama. Saya lihat sekeliling dan terkejut menemukan sebuah bengkel tutup 25 meter kebelakang berseberangan dari posisi berhenti. Dalam hati "padahal baru jam 21.30 WIB dan orang masih lewat". Saya berusaha untuk berbagi rezeki jika pemilik bengkel mau digedor, motorpun saya dorong ke teras bengkel untuk mendapat pencahayaan agar tahu apa penyebabnya. Terus mencoba sendiri sebelum berteriak meminta bantuan dan akhirnya nyala, padahal tidak saya apa-apakan. Hanya pegang-pegang bagian bawah jok tempat menumpuknya kabel.

Lanjut nanti, teman saya sudah hampir tiba untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Seperti yang saya katakan bahwa saya akan menyelesaikan tulisan ini ketika sudah tiba di Sebubus. to be continue...
Previous
Next Post »
0 Komentar